Roti tawar, siapa yang tak kenal dengan makanan ini. Hampir di setiap rumah terutama di kota - kota besar menjadikan roti tawar sebagai salah satu alternatif makanan yang dihidangkan di atas meja makan, terutama saat sarapan pagi. Selain rasanya yang enak, roti tawar pun bisa dikombinasikan dengan apapun, baik manis (selai strawbery, coklat, kacang, mesis, dll) maupun asin (telur dadar, daging asap, keju, saus, dll), semuanya pasti menggugah selera. Tapi apakah anda atau keluarga anda termasuk yang tidak menyukai bagian pinggiran dari roti tawar, lebih suka menyobeknya lalu kemudian membuangnya dan hanya memakan bagian yang putih saja? Jika iya, coba diperhatikan sejenak.
Limbah remahan roti tawar, bahkan roti tawar yang sudah busuk dan berjamur rupanya bisa jadi karya seni cantik dan bernilai jutaan rupiah bahkan ada yang mencapai puluhan juta rupiah. Nendo namanya. Nendo adalah seni melukis dari jepang dengan memanfaatkan limbah roti tawar. Limbah yang dimaksud adalah sisa remahan roti tawar atau roti tawar yang sudah busuk, berjamur dan atau mengeras.
Untuk membuat adonan roti tawar menjadi mudah dibentuk seperti tanah liat, diperlukan lotion pelembab, lem kertas putih dan roti tawar, dengan perbandingan jumlah yang sama banyak. Sobek - sobek roti tawar menjadi bentuk remahan kecil, kemudian campurkan remahan roti tawar dengan lotion pelembab dan lem kertas. Tapi untuk mencampurkannya tidak dapat sekaligus. Remahan roti pertama dicampurkan dengan lotion pelebab, lalu uleni hingga rata. Selanjutnya tuang lem putih sambil terus diuleni hingga kalis (tidak lengket). Setelah itu dapat menggunakan cat minyak untuk pewarnaan. Tapi penggunaan cat minyak cukup sedikit saja, karena dengan setetes saja sudah dapat memberi warna yang pekat pada adonan nendo. Karena penggunaan lem putih pada adonan nendo, membuat adonan nendo menjadi cepat kering. Jadi jika tidak sedang dipakai, sebaiknya adonan nendo ditutup dengan plastik.
Untuk selanjutnya, adonan nendo dapat dibentuk dan dikreasikan sesuai dengan keinginan. Bisa berbentuk bunga, buah atau apa saja sesuai dengan kreativitas anda. Tahap akhir adalah memberi warna finishing, untuk memberi efek yang lebih hidup pada karya yang telah dibuat. Misalnya dengan efek gradasi atau bayangan. Lalu lapisi permukaan karya yang telah dibuat dengan lem putih.
Adalah Ibu Emmy Subagyo yang pertama kali memperkenalkan seni lukis nendo di indonesia. Bu Emmy memang pernah tinggal di Jepang selama enam tahun, ia mengikuti almarhum suaminya yang dinas di jepang. Dari berbagai keterampilan khas jepang yang ada, bu emmy tertarik memilih nendo karena bahannya yang mudah didapat dan bisa digunakan untuk membuat apa saja.
Memang ada macam - macam kerajinan di Jepang, tapi kalau Nendo dibuat apa saja bisa tuturnya saat melatih pembuatan nendo di kedai sotonya. Selain sebagai pengajar kursus pemuatan nendo, bu emmy juga memiliki sebuah RM Soto Karak yang berada di jalan Jend. Sudirman, Bogor. Dan di RM soto karak itulah dia membuka kursus pembuatan nendo. Bila ingin melihat keindahan hasil karya bu emmy, banyak terpampang di RM Soto Karak yang dimilikinya. Salah satu yang menarik perhatian pengunjung adalah hasil karya bu Emmy berupa lukisan sakura yang memiliki panjang satu meter kali satu meter. Untuk membuatnya, bu emmy membutuhkan waktu selama hampir satu tahun. Dan pada tahun 1998 salah satu lukisan nendo buatan bu Emmy dibeli oleh orang jepang seharga 30 juta rupiah.
Dilihat dari segi bahan, tentunya jauh lebih ekonomis bila dibandingkan dengan menggunakan clay, yang harganya berkisar puluhan hingga ratusan ribu rupiah per genggamnya. Tetapi dengan limbah roti tawar, tidak memerlukan biaya yang mahal tentunya. Dan keunikan lain dari nendo ini selain masih beraroma roti tawar, dapat bertahan hingga puluhan tahun tanpa perlu khawatir berjamur atau dimakan semut.
Jadi, masih berniat membuang sisa remahan roti tawar anda???
sumber
0 comments:
Post a Comment