bli blogen |
biasaan berbicara atau berjalan dalam tidur umumnya terjadi pada anak-anak. Namun, ada sebagian orang dewasa yang juga mengalami hal ini dalam tidur mereka. Apakah penyebabnya?
Psikolog konseling Lajja Sanghavi menyebutkan, kebiasaan tidur sambil berbicara atau berjalan adalah salah satu gangguan tidur yang dikenal sebagai parasomnias, semacam gangguan perilaku yang tidak biasa saat tidur.
Psikolog konseling Lajja Sanghavi menyebutkan, kebiasaan tidur sambil berbicara atau berjalan adalah salah satu gangguan tidur yang dikenal sebagai parasomnias, semacam gangguan perilaku yang tidak biasa saat tidur.
"Tidur sambil berjalan, cenderung terjadi pada paruh pertama periode tidur. Orang dewasa yang berjalan sambil tidur biasanya memiliki ekspresi kosong dengan mata terbuka," kata psikolog itu.
Jika mengguncang dan membangunkan mereka, yang bersangkutan akan bingung dan segera kembali tidur tanpa mengingat apa-apa keesokan harinya. Berbicara sambil tidur bisa muncul dalam setiap tahapan tidur dengan isi obrolan yang tidak relevan dan sulit dipahami. Umumnya, orang yang berbicara dalam tidur tidak akan ingat omongan mereka, dan hal ini bisa mengganggu tidur pasangan," kata Lajja seperti dilansir Times of India.
Pemicunya?
Tidur sambil berjalan pada anak-anak usia 4-12 tahun, biasanya akibat ketidakmatangan sistem saraf pusat dan dalam beberapa kasus, karena kelelahan berlebihan. Biasanya hal ini berangsur-angsur akan hilang saat anak tumbuh dewasa. Tidur sambil berjalan dan berbicara diduga berkaitan dengan masalah genetik dan bisa muncul dalam beberapa generasi di keluarga.
Sedangkan, tidur sambil berjalan dan berbicara pada orang dewasa diperkirakan akibat masalah emosional atau kurang tidur. Stres tampaknya menjadi penyebab utama tidur sambil berbicara atau berjalan. Penggunaan obat tertentu, demam, cedera kepala, pembengkakan otak atau tiroid selama bekerja juga dapat menjadi penyebabnya. Dalam kebanyakan kasus, pengobatan tidak diperlukan karena tidur sambil berjalan dan berbicara jarang menunjukkan masalah medis atau psikiatris serius. Tidur sambil berbicara mungkin bersifat katarsis karena merupakan cara untuk melampiaskan stres.
Psikiater Dr Jyoti Sangle mengatakan bahwa berjalan sambil tidur biasanya disebabkan karena kurang tidur sekunder akibat keletihan atau berbagai alasan lainnya. Penyebabnya, berkisar dari jadwal tidur yang tidak teratur, stres, keracunan alkohol, obat-obatan seperti obat penenang / hipnotik atau obat alergi.
"Kondisi ini juga bisa dilihat sebagai kondisi medis dan neurologis seperti Aritmia, demam, refluks gastro (makanan atau cairan muntah dari perut ke dalam pipa makanan), asma, kejang, apnea tidur obstruktif, stres dan gangguan pascatrauma," jelasnya.
Menurutnya, jumlah penderita tidur berjalan atau berbicara sangat sedikit dalam populasi dewasa, hanya sekitar 5-8 persen dari populasi.
Hal terbaik untuk mencegahnya adalah dengan menciptakan lingkungan tidur yang menyenangkan dan menghindari bahaya selama tidur seperti pinggiran kasur dan bantal yang tajam.
Namun ada beberapa kondisi yang membutuhkan perawatan. Karena beberapa orang yang tidur sambil berjalan ada pula yang bisa makan, tapi mereka tidak mengetahuinya. Bahkan ada beberapa kasus yang melakukan hubungan seksual dalam tidur. Di tahap ini, orang bisa melakukan tindak kekerasan dan baru menyadarinya setelah terbangun. (hs)
• VIVAnews
0 comments:
Post a Comment