Home » , » cara mengikat dasi

cara mengikat dasi

Written By made oka jaya diputra on Monday, August 26, 2013 | 7:08 PM

Dasi. Hhmm. Gue udah sering pake, dulu, pas esde. Mulai teka ding, sampe kulia (awalnya doang pas pekapete sama poto buat kate’em), kalo sekarang mah .. buat apa coba. Malah dikatain mau bunuh diri kalo gue pake dasi.
Gue berangkat ke matahari, jalan kaki ga pake pesawat sukoi, bareng vela sama ira, cari dasi. Dasi buat ortunya vela. Gue ga pernah ke toko cari dasi, karena papa kerjanya ga pake dasi, eming juga enggak, mas willy apa lagi. Paling menthok beli dasi di koperasi esempe :)

Sejarah dasi ..
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.
Dasi, menurut Asosiasi Aksesori Leher Amerika, punya sejarah panjang yang melilit perkembangannya. Sejak zaman batu pun aksesori di leher dan dada sudah ada, khususnya untuk memberi ciri pada kelompok pria dari strata tinggi.
Malah, pada masa Romawi Kuno sudah dipakai kain untuk melindungi leher dan tenggorokan, khususnya oleh para jurubicara. Pada perkembangannya prajurit militer Romawi pun memakainya. Bukti dipakainya aksesori kain leher tampak pada patung batu di makam kuno, Xian, Tiongkok.
Aksesori leher terkenal lainnya muncul pada masa Shakespeare (1564 – 1616), yakni “ruff“. Kerah kaku dari kain putih itu bentuknya serupa piringan besar yang melingkari leher. Untuk mempertahankan bentuk, ruff sering dikanji. Lambat laun orang merasa ruff yang bertumpuk-tumpuk hingga mencapai ketebalan beberapa sentimeter mengakibatkan iritasi.
Lahirlah “cravat” pada masa pemerintahan Louis XIV tahun 1660-an. Namun, Kroasia lebih tepat disebut sebagai tanah asal dasi. Bahkan konon kata ini berasal dari nama negara Kroasia dalam bahasa setempat Hrvatska.
Ini sesuai penuturan Francoise Chaile dalam buku La Grande Historie de la Cravate (Flamarion, Paris, 1994). “… Sekitar tahun 1635, sekitar enam ribu prajurit dan ksatria datang ke Paris, yang disewa oleh Louis XIII dan Richelieu. Pakaian tradisional mereka amat menarik. Sehelai sapu tangan diikatkan di leher dengan cara khusus. Sapu tangan itu terbuat dari berbagai kain, dari yang serupa seragam, katun halus, hingga sutera. Gaya unik ini segera ‘menaklukkan Perancis‘. Apalagi cara ini lebih praktis ketimbang kerah kaku. Sapu tangan itu cuma diikat, dengan ujung-ujungnya dibiarkan lepas.
Maka disebutlah sapu tangan itu cravat, artinya “penduduk dari Kroasia”.
Sebagaimana aksesori leher di zaman batu, keindahan cravat dan cara mengikatnya menunjukkan kelas si pemakai. Konon Beau Brummell (1778 – 1840), yang banyak memengaruhi perkembangan mode, perlu waktu berjam-jam untuk mengikat cravat-nya.
Banyak buku teknik mengikat cravat diterbitkan. Salah satunya menampilkan 32 cara, meski kenyataannya ada lebih dari 100 cara yang resmi dikenal saat itu. Begitupun, ada saja orang yang ingin mengekspresikan kepribadian mereka dengan kreasi sendiri.
Selanjutnya muncul adab mengenakan cravat. Seseorang pantang menyentuh cravat orang lain. Kalau sampai terjadi, tindakan itu bisa berakibat fatal, yakni duel.
Bahkan takhayul pun berkembang di seputaran cravat. Konon saat Napoleon Bonaparte mengenakan cravat hitam yang dililitkan dua kali memutari leher, ia selalu menang perang. Celakanya, saat terjun di Waterloo ia memakai cravat putih. Akibatnya? Ia pun “jatuh”.
Tahun 1860-an cravat dengan ujung yang panjang mulai menyerupai aksesori leher modern alias dasi. Ketika muncul mode kemeja berkerah, dasi disimpulkan di bawah dagu, ujung panjangnya terjuntai di depan kemeja. Sementara dasi berbentuk kupu-kupu baru populer tahun 1890-an.
Dengan kemajuan teknologi, kini dasi jadi makin beragam warna, desain, dan teksturnya. Alhasil, lebih dari 100 juta dasi menyerbu berbagai gerai dasi setiap tahun.
Pada tahun 2002 penyanyi asal Kanada, Avril Lavigne memopulerkan pemakaian dasi secara casual bagi para remaja wanita.
Yang sampe sekarang gue ga tau adalah .. gimana cara memadumadankan dasi dengan kemeja. Kalo nyamain baju ama rok sih udah bisa, tapi kalo dasi ini yang gue ga pernah paham. apa mungkin karena ga pernah makein dasi ke kemeja suami yak?
Cara memakai dasi:
1. Beli dasi sendiri di pasar
2. Tes kekencangannya dengan cara .. iket di leher sendiri
3. Kalo berhasil, maka .. anda sukses memakai dasi secara baik dan benar :D

Vela ampe motoin kemeja ntuh dan ngasih liat ke mbakmbak penjualnya. Berharap dapet saran bagus dan mugkin aja hoki kalo dibuat beli togel. Nahloh.
Gue rasa, bakalan bagus kalo kemeja polos dipaduin ama dasi yang polos juga. Enggak jauhjauh kemeja warna terang, dasi warna muda dengan warna dasar yang sama, ato sebaliknya. Misal biru muda sama biru tua. Ada juga yang enggak bisa disatuin .. yaitu istri muda dengan istri tua. Pastilah banyak berantemnya :D
Tapi dalam kenyataannya, di pasaran banyak yang jual dasi dengan warnawarna mencolok dan berpola aneh. Mulai dari motif tabrak lari sampe tabrak mati hingga warna transparan. Dan harganya ituloh bok, kagak masuk akal. Masak harga dasi disamain ama harga sepatu? SERATUS LIMA PULUH RIBU.
Bayangkan jika punya duit 150.000, lu pilih mana antara beli dasi apa beli sepatu? Ah .. gue milih beli bakso ajah dapet banyak :D
Harga ga setara dengan ukuran. Dasi seiprit harganya amitamit. Meskipun udah diskon 50%, harga 80.000 untuk sebuah dasi (yang ga tau bakalan cocok apa ga kalo dipake ama kemeja ntuh) AMAT SANGAT MAHAL SEKALI.
Dasi esempe gue aja, yang berbentuk kupukupu itu cuma 3000 rupiah. Masih utang pula. Ah .. dunia fashion memang tidak pernah adil kalo dihubungin dengan masalah duit.

Tau kan cuma dompet, ga bakalan keliatan juga di mata orangorang, tapi harganya 60.000. Lalu ada juga high heels seharga 150.000, beli klompen yang samasama dari kayu udah dapet berapa coba? Apalagi yang namanya kacamata. Cuma nutupin mata aja loh harganya nyampe 200.000. Padahal daster yang nutupin seluruh tubuh cuman 30.000 beli dipasar. Benarbenar tidak adil!!
Gue heran fungsinya. Kalo aksesoris kayak sabuk itu kan berfungsi untuk mengencengin celana biar ga melorot. Topi berfungsi sebagai penutup kebotakan. Jam tangan berfungsi sebagai pengatur ketelatan. Kaos kaki berfungsi sebagai pengganjal sepatu yang kegedean. Nah .. kalo dasi, fungsinya apa coba?
1. Cara bunuh diri tercepat.
Kalo gagal ujian, presentasi ditolak atasan, tinggal ngencengin dasi .. beres deh, nyawa melayang.

2. Lidah cadangan.
Orang kalo pake dasi itu jadi keliatan wibawa meskipun ga bawa apaapa, tambah ganteng meskipun banyak jerawat, keliatan pinter meskipun isi otaknya cuma sampah. Dengan adanya dasi, maka lu terlihat WAH dan digunakan untuk menjilat atasan agar meningkatkan pangkat dan menaikkan gaji serta mendapat restu mertua ketika melamar kekasih.
3. Pembersih segala.
Enaknya pake dasi adalah sebagai pengganti sapu tangan ato tisu. Buat bersiin kacamata dari debu, ngelap umbel, bersiin iler, dan bersiin pantat abis pup. Bermanfaat sekali ternyata sodarasodara.
Nah. Berminat membeli dasi? Jangan lupa untuk menyiapkan uang yang banyak. Selamat mencekik leher :D
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. bli blogen - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger